Friday, 1 February 2019

Aceh versus portugis dan VOC


Setelah malaka jatuh ketangan portugis pada tahun 1511, jstru membawa hikmah bagi aceh. Banyak para pedagang islam yang menyingkir dari malaka menuju ke aceh. Dengan demikian perdagangan diaceh semakin ramai. Hal ini telah mendorong aceh berkembang menjadi bandar dan pusat pedagangan. Perkembangan aceh yang begitu pesat ini dipandang oleh portugis sebagai ancaman, oleh karena itu, portugis berkehendak untuk menghancurkan aceh. Pada tahun 1523 portugis melancarkan serangan keaceh dibawah pimpinan henrigues., dan menyusul pada tahun 1524 dipimpin oleh de sauza. Bebrapa serangan portugis ini mengalami kegagalan. Portugis terus mencari cara untuk melemahkan posisi aceh sebagai pusat perdagangan. Kapal-kapal portugis selalu mengganggu kapa-kapal dagangang aceh dimanapun  berada. Misalnya, pada saat kapal-kapal dangang aceh sedang berlayar dilaut merah pada tahun 1524/1525 diburu oleh kapal portugis untuk ditangkap, sudah barang tertentu tindakan portugis telah merampas kedaulatan aceh yang ingin bebas dan berdaulat berdagang dengan siapa saja, mengadakan hubungan dengan bangsa manapun atas dasar persamaan. Oleh karena itu, tindakan kapal-kapal portugis telah mendorong munculnya perlawanan rakyat aceh. Sebagai persiapan aceh melakukan langkah-langkah antara lain:
1.       Melengkapi kapal-kapal dagang aceh dengan persenjataan, meriam dan prajurit.
2.       Mendatangkan bantuan persenjataan, sejumlah tentara dan beberapa ahli dari turki pada tahun 1567.
3.       Mendatangkan bantuan persenjataan dari kalikut dan jepara.
Setelah bantuan berdatangan, aceh segera melancarkan serangan terhadap portugis di malaka. Portugis harus bertahan mati-matian diformosa/benteng. Portugis harus mengerahkan semua kekuatannya sehingga serangan aceh ini dapat digagalkan. Sebagai tindakan balasan pada tahun 1569 portugis balik menyerang aceh, tetapi serangan portugis di aceh ini juga dapat digagalkan oleh pasukan aceh.
Rakyat aceh dan para pemimpinnya selalu ingin memerangi kekuatan dan dominasi asing, oleh karena itu, jiwa dan semangat juang untuk mengusir portugis dari malaka tidak pernah padam. Pada masa pemerintahan sultan iskandar muda ( 1607-1639), semangat juang mempertahankan tanah air dan mengusir penjajahan asing semakin meningkat. Iskandar muda adalah raja yang gagah berani dan bercita-cita ntuk mengenyahkan penjajahan asing, termasuk mengusir portugis dari malaka. Iskandar muda berusaha untuk melipatgandakan kekuatan pasukannya. Angkatan lautnya diperkuat dengan kapal-kapal besar yang dapat mengangkut 600-800 prajurit. Pasukan kavaleri dilengkapi dengan kuda-kuda dari persia, bahkan aceh juga menyiapkan pasukan gajah dan milisi infanteri. Sementara itu untuk mengamankan wilayahnya yang semakin luas meliputi sumatera timur dan sumatera barat, ditempatkan para pengawas di jalur-jalur perdagangan. Para pengawas itu ditempatkan dipelabuhan-pelabuhan penting seperti dipariaman. Para pengawas itu umumnya terdiri para panglima perang.
Setelah mempersiapkan pasukannya, pada tahun 1629 iskadar muda melancarkan serangan kemalaka. Menghadapi serangan kali ini portugis sempat kewalahan. Portugis harus mengerahkan semua kekuatan tentara dan persenjataan untuk menghadapi pasukan iskandar muda. Namu, serangan aceh kali ini juga tidak berhasil mengusir portugis dari malaka. Hubungan aceh dan portugis semakin memburuk. Berontakan-berontakan antara kedua belah pihak masih sering terjadi, tetapi portugis tetap tidak berhasil mengusai aceh dan begitu juga aceh tidak berhsil mengusir portugis dari malaka. Yang berhasil mengusir portugis dari malaka adalah VOC pada tahun 1641.

No comments: